Senin, 29 Juli 2013

Awas, Penipu Cantik!



Berpenampilan menarik, cantik dan tampan menjadi dambaan banyak orang. Menurut penelitian di University of Texas, orang berpenampilan menarik terlihat lebih bahagia dan secara financial lebih baik, dibandingkan dengan yang berpenampilan seadanya. Bagi yang fisiknya 15 persen lebih menarik, mendapat tambahan kebahagiaan sebesar 10 persen. Demikian hasil penelitian Beauty is the Promise of Happiness, dilansir di www.metronews.com
Siapa pun boleh mengklaim pendapat demikian. Namun kenyataannya tak sedikit bencana sedih dan nestapa yang diakibatkan fisik yang aduhai, khususnya peluang kezaliman yang terbuka lebar jika kita tak berhati-hati dengannya.
Kasus penipuan yang dilakukan dua perempuan cantik yang menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu adalah salah satu contoh kezaliman akibat penyalahgunaan daya tarik fisik, yang membuat diri dan orang lain sengsara. Kita mudah tertipu dengan tampilan fisik. Bahkan di dunia maya ribuan orang berpura-pura cantik atau ganteng berhasil meraup keuntungan jutaan dolar dengan menipu korbannya yang terpesona.
Lalu? Mengapa banyak orang tertipu? Karena kita masih mengaktifkan hawa nafsu yang menjadi penipu nurani, baik kecil maupun besar, dalam diri kita. Tidak hanya menjerat manusia untuk berkata dusta, hawa nafsu ini berusaha menipu nurani dengan silau pada sesuatu yang indah, tampilan cantik, kata-kata manis, atau iri pada keberhasilan orang lain.
Memang dalam nurani kita telah membenarkan firman Allah, “…sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjdai kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur” (QS Al Hadiid [57]:20). Namun sering kali kita memilih untuk tetap mengejar apa yang membawa kenikmatan walaupun semu.
Maka, muncullah sindrom “penipu”. Istilah ini dipakai Dr. Robin Smith di Oprah Show untuk menyebut orang-orang yang suka menyembunyikan diri di balik sesuatu yang mereka anggap cukup berarti, meski hanya sebuauh kamuflase belaka.
Berbelanja barang mewah agar terlihat hebat, mempermak fisik agar dianggap cantik, atau menjadi imitasi dari pribadi orang lain yang diidolakan, entah karena tak suka atau tak puas dengan diri sendiri. Bila dibiarkan, sindrom ini tidak hany memakan korban diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti yang dilakukan dua penipu cantik tadi.
Kecantikan dan ketampanan mudah membuat orang tertipu, juga mudah dijadikan alat untuk menipu. Maka jadilah diri sendiri. Nonaktifkan hawa nafsu yang menjdai penipu nurani dalam diri kita, diantaranya dengan banyak berpuasa sehingga dapat melemahkan cengkraman setan dalam aliran darah. 

Sumber: Ummi, Majalah Wanita Edisi Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar